Sebulan penuh lamanya kita menjalankan Ibadah Ramadhan, semata-mata menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, sebagaimana yang juga diperintahkan kepada umat-umat terdahulu sebelum Rasulullah Muhammad SAW, tak lain agar menjadi umat yang taqwa.
Sebulan penuh kita di godhog bak di kawah candradimuka, menahan segala nafsu manusiawi, tidak makan-minum dan hubungan suami istri di siang hari, menjaga lisan, perbuatan, dan hati dari segala yang membatalkan ibadah puasa, melaksanakan berbagai ibadah sunnah seperti shalat tarawih / shalat lail (malam), tadarus dan mengkaji Al-Quran, memperbanyak infak dan shodaqoh, dan menunaikan zakat fitrah dan zakat maal (harta kekayaan)
Alhamdulillah, penggemblengan tersebut telah berhasil kita tunaikan. Tentu saja diharapkan jiwa-jiwa yang karimah (mulia) dan taqwa yang berhasil kita raih tersebut teruslah menghiasi jiwa-jiwa kita pada sebelas bulan berikutnya, hingga bertemu kembali bulan Ramadhan tahun depan.
Jiwa-jiwa taqwa tersebut seyogyanyalah terus terimplementasi sepanjang hari pada hari-hari kini dan berikutnya yang bakal kita lalui. Jiwa-jiwa yang selalu merasa diperhatikan Tuhan, dilindungi Tuhan, dikontrol Tuhan, ditolong Tuhan hendaklah terus terpancar dari masing-masing kita pada kehidupan kita, kini dan seterusnya.
Ibadah Ramadhan telah menggiring jiwa-jiwa kita untuk berempati terhadap sesama, peduli terhadap sesama yang kurang beruntung, mendidik kita untuk selalu berlaku jujur, mendidik kita untuk tenggang rasa, mendidik kita untuk menghormati sesama, mendidik kita untuk tidak menyakiti sesama, tidak bergunjing, tidak membicarakan aib sesama, tidak berbicara yang tidak berguna, yaa menjaga lisan dan hati kita, mendidik kita untuk selalu menyambung tali silaturahim / persaudaraan, mendidik kita untuk selalu saling maaf memaafkan.
Ibadah Ramadhan telah mendorong kita untuk selalu membaca, mengkaji, ya belajar tentang segala hal yang positif. Betapa banyak hal rahasia ilmu Tuhan yang masih harus kita kaji dan gali dari kitab Tuhan, Al-Qur'an al-Karim. Satu persatu rahasia ilmu Tuhan dapat terkuak melalui uji empiris hasil belajar umat manusia.
InsyaAllah, bekal yang kita peroleh selama sebulan penuh tersebut akan membangkitkan kita dari berbagai keterpurukan kita selama ini. InsyaAllah, bekal jiwa-jiwa akhlaq mulia dan taqwa hasil gemblengan Ramadhan tersebut akan mencegah kerusakan-kerusakan lebih lanjut negeri kita tercinta akibat tindak laku curang, tidak jujur, tidak empati, mementingkan diri sendiri, tidak peduli sesama.
Semogalah buah Ibadah Ramadhan, kita tidak mendengar lagi tindak laku korupsi, sikut sana injak sini, 'sluman-slumun slamet', sodok sana tendang sini, injak sana sikut sini, rumor sana fitnah sini, mark-up sana catut sini, tipu sana fiktif sini, pat-gulipat dan lain-lain.
Taqobalallahu Mina Wa Minkum, Taqobbal Ya Karim, Selamat Iedul Fitri 1 Syawal 1429H, Minal Aidhin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
No comments:
Post a Comment