Dompet Dhuafa

Sunday, February 22, 2009

Meraup Untung Lewat Situs Pribadi

Republika. Banyak remaja memanfaatkan internet untuk mendapatkan penghasilan. Apa yang mereka lakukan?

Adalah Mark Zuckerberg, pemuda yang terlah menjadi miliuner pada usianya yang belum genap 25 tahun. Semua ini berkat keuletannya mengotak-atik segala sesuatu yang berbau elektronik dan komputer, termasuk pembuatan beragam software. Suatu saat di salah satu kamar Universitas Harvard, Amerika Serikat, dia membuat jejaring pertemanan di internet. Tujuan awalnya hanya untuk menjalin pertemanan sesama mahasiswa. Namun, situs yang dinamai Facebook ini justru meledak dan menjadi situs pertemanan yang paling sering diakses oleh orang di seluruh dunia.

Siapa sangka membuat situs internet bisa membuat remaja kaya mendadak. Meski tidak bisa dikatakan serupa, beberapa remaja di Indonesia juga sudah mulai mengais keuntungan melalui pembuatan situs-situs pribadi. Faisal Ahmad Sulhan sejak setengah tahun yang lalu selalu berkutat dalam pembuatan website.

Remaja yang masih tercatat sebagai siswa kelas XI, SMU 3 Yogyakarta, ini mengaku akan menekuni kegiatannya itu sebagai tujuan hidupnya. Melalui situs hasil karyanya, dia sudah bisa jajan dengan uang hasil kerjanya sendiri. "Ya lumayanlah, tapi masih belum seberapa," ujar Faisal.Faisal mendapatkan kemampuannya membuat situs bukan dari sebuah pendidikan formal. "Aku hanya belajar dari internet," kata dia.

Di rumahnya, koneksi internet berlaku selama 24 jam, berkat hasil patungannya dengan sang kakak. Karena keterampilannya itu, beberapa orang juga sering meminta tolong untuk dibuatkan situs internet. Malalui www.tugutechno.com hasil kreasinya, dia menawarkan kemampuannya itu. Selain itu, bersama kakaknya, dia juga membuat dan mengelola situs www.Parfumbutik.com. Ini adalah situs yang dipakainya untuk berjualan parfum dan berbagai jenis kaus buatannya.

Faisal mengaku lebih senang menggunakan situs pribadi untuk usahanya karena lebih bebas mengeksplorasi dan membuat situsnya itu menjadi unik di antara yang lain. "Kalau bikin sendiri kita bisa ngatur-ngatur sendiri," ujarnya.Hal yang sama juga dilakukan oleh Faishah Wahiduddin, siswa SMP 4 Tambun, Bekasi. Dia membuat www.islwebdesign.com enam bulan lalu, berawal dari rasa penasaran. Dia mengaku belajar otodidak melalui sebuah buku dengan slogan unik di toko buku. Tertulis di buku itu, 'membuat website semudah memasak mi instan'. "Nah, dari sini aku mulai menawarkan pembuatan website malalui situs ku itu," ujar Faishah. (Rep/kim)

Remaja saja bisa berpenghasilan dari internet...! Tantangan dong untuk para orang tua...?


Keuntungan Situs Pribadi

Menurut M E Fakhrurrozi, seorang praktisi teknologi informasi, pembuatan situs pribadi yang bukan gratisan karena bisa mengatur bentuk tampilan dan mengisinya dengan segala sesuatu yang diinginkan tanpa harus khawatir melanggar term of service(TOS). "Penyedia layanan gratis biasanya membatasi isi dan tampilan, bahkan jika isi tidak sesuai dengan TOS, bisa-bisa langsung ditutup dan semua isinya hilang. Kita cuma bisa mlongo aja tanpa bisa komplain," kata dia.

Pria yang bekerja di www.iixmedia.com (profider domain dan hosting) ini juga melihat bahwa ada peluang usaha dari pembuatan situs pribadi. Ini yang mendorong banyak remaja yang tertarik menggunakannya. "Bisa dibayangkan blog kita adalah sebuah majalah. Apabila majalah itu ramai, maka kita bisa pasang dan tawarkan sesuatu di sana untuk iklan. Nah, iklan itulah yang dapat menghasilkan dolar atau rupiah. Apalagi blog kita berbahasa Inggris, ya dolar tentu saja bisa datang dengan sendirinya," tutur Fakhrurrozi.

Karena bisa menghasilkan uang inilah yang membuat David Suhendrik, mahasiswa semester kedua Bina Sarana Informatika membuat situs pribadi. Sejak setahun yang lalu dia membuat www.pnyet.com yang berisi tulisan-tulisannya seputar pekerjaan dan kegiatannya sehari-hari. "Awalnya saya kan sering lupa, jadi bikin catatan kegiatan di website," ujar dia.

Dari situs yang berisi dokumen-dokumen pribadinya itu dia memasang back link. Sebuah layanan yang saat kita meng-klik link tersebut, maka pemilik situs akan mendapat kredit yang bisa menjadi uang. David pernah mempunyai back link yang tersambung dengan situs Google. Bebarapa kali orang yang mengunjungi situsnya itu meng-klikback link itu. "Nah dari situ aku pernah dapat cek transfer sebesar 100 dolar," ujar David. (Rep/kim)


Perlu Komitmen

Tapi, pembuatan web bukan semata-mata untuk mencari uang saja. Dea Siti Hafsha yang baru saja lulus dari SMU 8 Yogyakarta, sejak masih duduk di kelas XII sudah mengelola situs www.delayota.org sebagai sebuah forum yang mengakrabkan teman-teman seangkatannya, angkatan di bawahnya, bahkan dengan alumni-alumni. "Tapi, untuk menjalankan situs ini yang susah itu komitmennya," ujar gadis yang akrab dipanggil Tia ini.

Untuk tetap meng-update situs ini dia bekerja sama dengan delapan orang temannya yang lain. Namun, sejak melakukan persiapan ujian hingga masuk di bangku kuliah, situs tersebut agak keteteran karena masing-masing sibuk dengan kegiatannya. Apalagi untuk menghidupi web tersebut mereka harus menyiapkan uang Rp 500 ribu per tahun untuk membayar domain dan hosting-nya. Tidak jarang mereka membuat pin dan stiker untuk promosi sekalian mengumpulkan uang demi tetap berjalannya website itu.

Meski agak kepayahan, kata Tia, "Kita rencananya mau bikin tampilannya lebih bagus dan ada artikel-artikel serta update berita di dalamnya." Bahkan dia berharap akan ada banyak orang yang mau beriklan di web mereka itu. (Rep/kim)


Beli Domain dan Hosting

Domain dan hosting, menurut M E Fakhrurrozi merupakan sebuah kewajiban yang harus dibayarkan oleh pengguna situs pribadi. Domain dalam bahasa awamnya adalah biaya untuk membeli buntut dari nama website yang dimiliki seseorang, seperti .com, .web.id, .info, atau .net. Biasanya untuk domain .com, .net, atau .info dijual dalam bentuk dolar dengan harga sekitar tujuh dolar (sekitar Rp 80 ribu per tahun). Sedangkan untuk .web.id lebih murah dengan harga sekitar RP 30 tibu per tahun.

Lalu, kata Fakhrurrozi, pengertian hosting adalah jumlah kapasitas website untuk diisi berbagai macam content. Kapasitas itu bisa beragam, ada yang 50 megabyte, 500 megabyte, bahkan ada yang sampai 1 gigabyte. "Sebagai contoh, untuk orang yang ingin mempunyai web pribadi dengan domain .web.id dan hosting sebesar 50 megabyte, maka di harus membayar Rp. 75 ribu per tahunnya," ujarnya.

Untuk mendapatkan domain dan hosting ini, caranya cukup mudah. Di www.iixmedia.com, seseorang cukup menjadi membernya secara online. "Ketika sudah mendaftar dan ingin membuat website, nanti akan ada online support melalui Yahoo Messenger untuk memandu mereka," uajr Fakhrurrozi. (Rep/kim)

Source Link: Republika/kim



Related Articles



No comments:

Post a Comment

Donate for Palestine

MER-C


Article of the Day

This Day in History

Today's Birthday

Match Up
Match each word in the left column with its synonym on the right. When finished, click Answer to see the results. Good luck!